Profil Desa Surotrunan
Ketahui informasi secara rinci Desa Surotrunan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Surotrunan, Alian, Kebumen wilayah strategis dengan dataran agraris dan perbukitan. Dikenal sebagai sentra kue kering tradisional, desa ini dinamis secara ekonomi & sosial, didukung pemerintah yang aktif dalam pembangunan serta tanggap bencana.
-
Lokasi Strategis dan Geografis yang Beragam
Terletak di jalur perlintasan penting Kabupaten Kebumen dengan topografi dataran rendah untuk pertanian dan perbukitan, serta dialiri oleh dua sungai besar dan sistem irigasi teknis.
-
Pusat Industri Kue Kering Tradisional
Dikenal luas sebagai sentra produksi aneka kue kering khas Lebaran seperti semprong dan sagon, yang menjadi pilar penting ekonomi UMKM lokal.
-
Pemerintahan Adaptif dan Masyarakat Dinamis
Memiliki struktur pemerintahan yang aktif dalam transparansi anggaran dan penanganan bencana, serta dihadapkan pada tantangan kontemporer seperti banjir dan pengelolaan aset desa.

Desa Surotrunan, yang terletak di Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, menampilkan potret sebuah wilayah perdesaan yang dinamis dan strategis. Berada di jalur perlintasan penting yang menghubungkan pusat kabupaten dengan kecamatan lain, Surotrunan menjadi simpul vital bagi mobilitas dan perekonomian lokal. Dengan topografi yang bervariasi dari dataran rendah subur hingga lereng perbukitan yang menawan, desa ini menyimpan beragam potensi, mulai dari sektor agraris hingga industri rumah tangga yang khas dan berdaya saing.
Desa Surotrunan memiliki posisi geografis yang cukup penting di wilayah Kecamatan Alian. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Kebumen, yakni hanya berjarak sekitar 7,2 kilometer, menjadikannya sebagai salah satu desa penyangga dengan aksesibilitas yang memadai. Sementara itu, jarak ke pusat Kecamatan Alian ialah sekitar 5,8 kilometer. Kemudahan akses ini didukung oleh infrastruktur jalan kabupaten yang melintasi sebagian besar wilayahnya, memfasilitasi pergerakan barang dan jasa serta menumbuhkan titik-titik aktivitas ekonomi baru.
Geografi dan Tata Wilayah
Secara geografis, Desa Surotrunan terhampar pada ketinggian antara 15 hingga 120 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kondisi ini menciptakan dua zona wilayah yang berbeda. Bagian dataran rendah yang lebih landai dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sebagai lahan persawahan irigasi, yang menjadi tulang punggung utama sektor pertanian desa. Sementara itu, di sisi timur, topografi berubah menjadi lereng perbukitan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Poncowarno, menawarkan lanskap yang berbeda dengan potensi untuk perkebunan atau agroforestri.
Wilayah desa ini dialiri oleh dua sungai utama yang berperan penting dalam sistem hidrologi dan irigasi. Sungai Kedungbener membelah bagian tengah desa, menjadi sumber air vital bagi lahan pertanian. Di sisi barat, Sungai Kalijaya berfungsi sebagai batas alami dengan desa tetangga. Selain itu, keberadaan saluran irigasi induk dari Waduk Wadaslintang di bagian timur semakin memperkuat ketahanan air untuk pertanian, memastikan produktivitas sawah dapat terjaga sepanjang tahun.
Luas wilayah Desa Surotrunan, berdasarkan data BPS Kabupaten Kebumen dalam publikasi "Kecamatan Alian dalam Angka 2024", mencapai 2,95 km². Dengan luas tersebut, desa ini menempati urutan ke-10 dari 16 desa di Kecamatan Alian.
Secara administratif, Desa Surotrunan berbatasan langsung dengan beberapa desa lain. Di sebelah utara, desa ini bersebelahan dengan Desa Seliling. Di sisi barat, berbatasan dengan Desa Kambangsari. Batas selatan bersinggungan dengan Desa Bojongsari dan Desa Bandung (yang masuk wilayah Kecamatan Kebumen), sementara di sebelah timur berbatasan dengan Desa Soka (Kecamatan Poncowarno).Wilayah administratifnya terbagi menjadi beberapa dukuh atau dusun yang menjadi pusat pemukiman penduduk. Dusun-dusun tersebut antara lain Dukuh Keputihan (RW 01), Dukuh Surotrunan (RW 01), Dukuh Karangmaja (RW 02), Dukuh Karang Sruni (RW 02), Dukuh Era Karang Sruni (RW 02), Dukuh Era Jaganayan (RW 03), Dukuh Jaganayan (RW 03) dan Dukuh Kebebekan (RW 04).
Pemerintahan dan Demografi
Roda pemerintahan Desa Surotrunan dijalankan oleh pemerintah desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Berdasarkan data hingga awal tahun 2025, jabatan Kepala Desa dipegang oleh H. Edi Surachman. Dalam menjalankan tugasnya, beliau dibantu oleh perangkat desa, termasuk Sekretaris Desa, Ahmad Supadi, yang aktif dalam memberikan informasi dan pelayanan kepada publik, terutama dalam komunikasi mengenai program desa dan penanganan situasi darurat. Pemerintah desa secara berkala mempublikasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), menunjukkan komitmen terhadap transparansi pengelolaan dana desa. Pada tahun anggaran 2025, alokasi dana diprioritaskan untuk sub-bidang pembangunan, pemerintahan, pemberdayaan, kelembagaan, dan penanggulangan bencana.
Berdasarkan data kependudukan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen, jumlah penduduk Desa Surotrunan pada akhir tahun 2023 tercatat sebanyak 4.887 jiwa. Angka ini terdiri dari 2.457 penduduk laki-laki dan 2.430 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah 2,95 km², maka kepadatan penduduk Desa Surotrunan mencapai sekitar 1.657 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk ukuran wilayah perdesaan, menandakan pemusatan permukiman di area-area tertentu.
Sebagai salah satu pilar utama dalam perencanaan pembangunan, pemerintah desa secara rutin menggelar Musyawarah Desa (Musdes) untuk membahas dan menyepakati Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes). Forum ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, perwakilan pemuda, dan perempuan, serta didampingi oleh unsur musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika). Keterlibatan Babinsa dan Bhabinkamtibmas juga menjadi bukti adanya sinergi dalam menjaga stabilitas dan mengawal program pembangunan di tingkat desa.
Potensi Ekonomi dan Industri Lokal
Denyut ekonomi Desa Surotrunan tidak hanya bersumber dari pertanian. Desa ini telah lama dikenal sebagai salah satu sentra pembuatan kue kering tradisional di Kabupaten Kebumen. Industri rumahan ini menjadi sumber pendapatan penting bagi banyak keluarga, terutama menjelang hari-hari besar seperti Idul Fitri. Berbagai jenis kue kering seperti semprong gapit, sagon, kue kacang, dan bolu panggang diproduksi secara massal untuk memenuhi permintaan pasar yang datang dari berbagai penjuru Kebumen. Keberadaan para perajin kue ini menjadi ciri khas yang menonjol dan menjadi potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terus didorong pengembangannya.
Seorang pelaku usaha di Surotrunan pernah menyatakan, "Bagi kami, Lebaran adalah momen yang menghidupkan kembali kue-kue tradisional ini agar tidak lekang oleh waktu. Jauh sebelum Ramadan tiba, pesanan sudah mulai berdatangan, baik dari pedagang maupun konsumen langsung." Pernyataan ini menggarisbawahi betapa pentingnya momentum budaya dalam menopang keberlangsungan ekonomi lokal.
Selain industri kue kering, aktivitas ekonomi juga tumbuh subur di persimpangan jalan yang menjadi perbatasan antara Desa Surotrunan dan Desa Bojongsari. Lokasi ini menjadi titik pertemuan yang ramai, memunculkan berbagai usaha dagang dan jasa yang melayani kebutuhan warga sekitar maupun para pelintas. Sektor pertanian tetap menjadi basis utama, dengan sawah irigasi teknis yang memungkinkan petani untuk menanam padi lebih dari satu kali dalam setahun, diselingi dengan tanaman palawija pada musim kemarau.
Sejarah dan Asal-Usul Desa
Menurut laman resmi pemerintah desa, legenda dan sejarah Desa Surotrunan memiliki akar yang dalam pada tradisi lisan dan tokoh-tokoh masa lampau. Meski tidak tercatat secara rinci tahun berdirinya, nama "Surotrunan" diyakini berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Jawa. "Suro" yang dapat diartikan sebagai "berani" atau merujuk pada bulan Sura dalam penanggalan Jawa yang dianggap sakral, dan "Turunan" yang berarti keturunan atau warisan. Secara filosofis, nama ini bisa dimaknai sebagai "Keturunan Orang-Orang Berani" atau sebuah tempat yang diwariskan oleh para leluhur yang memiliki sifat ksatria.
Cerita rakyat setempat mengaitkan asal-usul desa dengan keberadaan tokoh-tokoh sakti pada zaman dahulu yang singgah dan menetap di wilayah tersebut. Salah satu situs yang dianggap memiliki nilai sejarah ialah petilasan yang berada di Gunung Puyuh, yang oleh sebagian masyarakat dikaitkan dengan perjalanan tokoh dari kerajaan-kerajaan di masa silam. Sejarah ini, meskipun lebih banyak dituturkan secara lisan, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kolektif masyarakat Desa Surotrunan.
Isu Kontemporer dan Dinamika Sosial
Sebagai wilayah yang dilintasi sungai besar, Desa Surotrunan menghadapi tantangan kebencanaan, terutama banjir. Pada Maret 2025, luapan Sungai Kedungbener sempat merendam sebagian wilayah desa, menyebabkan kerugian material bagi warga. Sekretaris Desa Surotrunan, Ahmad Supadi, dalam keterangannya saat itu mengungkapkan bahwa banjir dipicu oleh curah hujan yang sangat tinggi dan sedimentasi sungai. Kejadian ini mendorong pemerintah desa untuk lebih proaktif dalam upaya mitigasi, termasuk normalisasi sungai dan penguatan tanggul, serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Dinamika sosial politik di tingkat desa juga berjalan aktif. Penyelenggaraan pemilihan kepala desa (Pilkades) di masa lalu menunjukkan partisipasi masyarakat yang tinggi, meskipun terkadang diwarnai persaingan yang ketat. Isu-isu terkait pengelolaan aset desa, seperti tanah kas desa (bengkok), juga pernah menjadi perhatian warga, menunjukkan adanya kontrol sosial yang kuat dari masyarakat terhadap jalannya pemerintahan.
Secara keseluruhan, Desa Surotrunan merupakan representasi dari sebuah desa di Jawa Tengah yang terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Dengan fondasi pertanian yang kuat, potensi industri rumahan yang khas, serta letak geografis yang strategis, Surotrunan memiliki modal yang cukup untuk terus maju. Tantangan seperti penanggulangan bencana dan pengelolaan sumber daya menjadi agenda penting bagi pemerintah dan masyarakat desa untuk memastikan pembangunan yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh warganya.